Postingan

Novel - Potret Hati (5) by PypyMomo

Gambar
Sudah hampir setengah jam selepas sholat isya dan makan malam, aku termenung di dalam kamar. Tepatnya di atas tempat tidur, bersandar pada tumpukan bantal dan memeluk guling. Aku sedang memikirkan ajakan Kak Rehan tadi. Dia menunggu jawabanku malam ini lewat whatsapp katanya. Ya, dia memberiku nomor kontaknya dan juga meminta nomor kontakku.  Aku tahu bahwa nantinya aku akan selalu berkaitan dengan Kak Rehan saat reminding job, namun aku tak menyangka akan secepat ini mengetahui nomor kontaknya. Dan secepat ini pula berhubungan dengannya.  Dulu kupikir, aku takkan pernah lagi bertemu dengan Kak Rehan selepas dia lulus sekolah. Apalagi sampai berhubungan intens seperti ini.  Ya Allah... Sekarang aku harus bagaimana? Renunganku masih menemui kebuntuan. Hati dan otakku tak lagi sejalan.  Sang hati menginginkanku untuk berdekatan dengan Kak Rehan dan memenuhi harapan untuk bisa mencintainya lagi. Namun sang otak selalu mendesakku agar menghindarinya dan terus mengingatkanku aka

Novel - Potret Hati (4) by PypyMomo

Gambar
Sembari melangkahkan kaki ke arah pintu, aku berusaha meredam detak jantung setelah mendengar godaan jahil bertubi-tubi dari mbak Riri dan Silvi.  "Gak usah dipedulikan omongan mbak Riri itu," kata kak Rehan menenangkanku saat aku berada di dekatnya.  Ya Allah... Apakah memang jelas terlihat jika aku salah tingkah dan canggung? Kak Rehan mungkin tak enak rasa dengan godaan jahil itu karena memang kami hanyalah sebatas teman dan adik kelas saja.  Aku menggerakkan kepalaku naik turun tanpa suara, masih fokus meredakan dentuman di dada. Siapa yang menyangka jika aku akan bertemu dengan Kak Rehan secara tiba-tiba?  Oh Tuhan... Kuatkanlah hatiku agar tak jatuh kembali pada pesonanya. Aku tak sanggup jika harus patah hati. Itu akan sangat menyakitkan. Begitulah kata orang dan aku mempercayainya.  Namun lagi-lagi harapanku sepertinya tak akan terwujud karena pesona Kak Rehan sudah menguasaiku sejak awal pertemuan tadi.  "Pakai ini, In." Kak Rehan mengangsurkan

Novel - Potret Hati (3) by PypyMomo

Gambar
Aku bersiap dan telah merapikan meja kerjaku, saat kak Rehan menyembulkan kepalanya dari belakang tembok yang membatasi ruang kerjaku dengan ruang serba guna di belakang. "Indi, tunggu sebentar ya. Aku beresin alat-alat dulu." "Eh, iya kak," aku menoleh terkaget mendengar suara kak Rehan yang serasa begitu dekat.  Ternyata memang sudah garis takdirku sore ini untuk menunggu kak Rehan yang akan mengantarku pulang. Aku tak bisa menghindarinya. Sepertinya masa-masa sekolah dulu akan kembali terulang di sini. Kami berada dalam satu tempat kerja yang sama sekarang. Namun ada satu hal yang tak kuinginkan kembali, yaitu melihat Kak Rehan yang dikerumuni para perempuan cantik dan aku hanya bisa menatapnya dalam sendu. Tapi sayangnya, harapanku itu mungkin takkan terwujud karena fotografer identik dengan magnet wanita cantik. Hhhhh...  Setelah selesai berkemas, kulihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 15.50 WIB. Masih ada waktu 10 menit sebelum jam resmi pulang kerja.

Novel - Potret Hati (2) by PypyMomo

Gambar
Aku masih mematung menatap laki-laki yang berdiri di depan meja resepsionis yang kutempati. Kuperhatikan dia dalam diam takjubku. Dia masihlah tampan seperti dulu dengan tubuh yang lebih berisi, tidak lagi kerempeng. Hanya saja kulitnya lebih coklat satu atau dua tingkat dari yang kuingat lima tahun yang lalu.  "Kak Rehan?" tanyaku tak percaya.  "Iya. Kamu kenapa di sini? Kerja?" tanya dia balik.  "Eh, Han. Kamu kenal sama Indira?" Mbak Riri tiba-tiba muncul dari ruangan belakang.  Kulihat kak Rehan mengangguk. "Ya kenal lah, mbak. Kan Indira ini adik kelasku dulu pas SMA."  Ah, hatiku sedikit menghangat karena orang yang kucinta masihlah mengingatku, meski hanya sebatas kata 'adik kelas'. Tapi tak apalah, aku sudah terbiasa seperti itu sedari kami bersekolah dulu. Dan tanpa sadar seulas senyum terbit di bibirku.  "Ya sudah kalau gitu. Nanti kamu kerjanya jadi lebih enak, Ra karena sudah kenal," kata mbak Riri. "

Novel - Potret Hati (1) by PypyMomo

Gambar
Aku membuka mata saat alarm ponselku berbunyi. Sekarang pukul 5 pagi dan aku harus segera bangkit serta keluar dari gelungan selimutku. Hari ini adalah salah satu hari bersejarah bagiku karena merupakan hari pertama aku secara resmi menjejakkan kaki di dunia kerja.  Aku mendapatkan pekerjaan setelah ditawari oleh kakak sahabatku yang mempunyai usaha wedding photography. Di sini aku akan bertugas di bagian administrasi. Dan dikarenakan aku adalah lulusan diploma manajemen, aku merasa pekerjaan ini akan sangat cocok denganku.  Aku, Indira dan biasa dipanggil Dira. Anak pertama dari dua bersaudara. Adikku masih bersekolah kelas 2 SMA yang mana aku merupakan almamaternya. Ayahku adalah seorang manajer di sebuah perusahaan distributor alat rumah tangga. Sedangkan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.  Saat ini di depan cermin yang menempel pada pintu lemari bajuku, kupatut dan tatap wajahku seusai mengoles tipis bedak dan lipstik peach di bibir. Lalu aku mengenakan jilb

Alasan mengapa dunia Wedding Photograpy menjadi latar untuk Novel Potret Hati

Gambar
Cerita Potret Hati ini muncul akibat suatu dorongan dari komunitas yang diikuti oleh penulis di mana mulai tanggal 20 Oktober hingga 18 November 2022, penulis mendapat tugas project 30 hari menulis "Sarapan Kata"; tulisan yang bersambung setiap harinya tanpa toleransi jeda.  Oleh karena setiap hari dipaksa untuk menulis, maka penulis memutuskan untuk membuat cerita dengan latar belakang dunia bisnis Wedding Photograpy yang telah digeluti oleh penulis sejak tahun 2004 silam hingga saat ini. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir adanya writing block atau kondisi stuck saat menulis.  Dan masih menurut penulis, cerita ini kemungkinan besar akan menarik pembaca karena tidak semua orang tahu tentang seluk beluk dunia kerja vendor Wedding Photography atau Fotografer Pernikahan di Indonesia.  Jadi hal-hal inilah yang menjadikan penulis membuat kisah tentang cinta anak muda yang bergelut dengan dunia dan bisnis fotografi. Akhir kata semoga cerita "POTRET HATI&quo

Novel - Potret Hati (0) Blurb by PypyMomo

Gambar
Cinta dalam diam kualami sejak masa putih abu-abu. Tak ada yang tahu tentang rasa ini karena aku menyimpannya rapat dalam kotak hati.  Dialah cinta pertamaku. Kakak kelas berwajah ganteng dan sekarang berprofesi sebagai fotografer yang hampir tiap hari dikelilingi oleh perempuan berparas cantik berseri.  Kami sekarang bekerja pada naungan nama yang sama. Tempat yang sama. Tapi mampukah aku membuat dia melihat ke arahku seperti caraku melihatnya? Sedangkan aku hanyalah perempuan biasa dengan wajah rata-rata dan tubuh yang hanya setinggi 150 cm saja.